Cerita dari Kereta
Cerita 1, seorang temanku baru sampai dari kereta jauh tujuan Jember, kujemput dia di stasiun. Berangkat ke kosan dan membeli makan sebelumnya. Seharian dia beristirahat. Malamnya ia bangkit dari tidurnya. Dia putus dengan kekasihnya yang telah enam tahun berpacaran. Alasan putusnya adalah ia mengetahui kalau pacarnya tidak bisa bersmanya lagi karena dia kalau makan bubur diaduk.
Cerita 2, kawan SMP datang hampir tengah malam, aku pun tidak tau ada kereta semalam itu menuju Jember. Matanya sembab, dan melihat itu aku tidak berani menanyai penyebab dia selarut ini memtuskan untuk ke Jember. Sebelum sampai kos kami makan mie ayam terlebih dahulu, aku memesan porsi jumbo, dan dia porsi biasa tanpa pangsit. Dia mulai membuka mulutnya, kupikir mau menyuap mie ayamnya, ternyata dia mulai bercerita penyebab sembab di matanya. Kucingnya di nikahkan sama kucing tetangga sama ibunya tanpa tanya dia terlebih dahulu.
Cerita 3, aku terlambat menjemputnya, telat sekitar 15 menit, dari jauh dia tampak sebal dengan kedatanganku yang sambil meringis. Kami menuju kosan dengan diam, kupikir dia merajuk. Akhirnya aku membelikannya nasi padang lauk rendang sebagai bekal makan siang hari itu. Aku lupa kalau dia tidak memakan daging sapi. Kesalnya semakin jadi kepadaku. Ditambah dia baru saja ditinggal kekasihnya yang sedang ziarah wali songo.
Cerita 4, aku menungguinya begitu lama, sampai orang-orang dari kereta sudah hampir habis dan stasiun mulai tampak kosong. Aku menelponnya karena merasa jengkel dia tidak mengabari apa-apa kalau memang dia tidak jadi ke Jember. Notifikasi grup WA “telah berpulang….” aku pulang ke kosan.
Ceritaku, aku sampai stasiun sore hari, hari itu kereta cukup kosong dan lenggang. Bapak menjemputku, dalam perjalanan kami tidak saling bicara. Sampainya ku di kosan, aku membayar bapak dan dia pergi. Masuk kamar kos, dan aku menunggu kisah selanjutnya.