Lelaki yang Takut Hujan
Takut basah membuatnya melepas sepatu dan kaos kaki. Kekhawatirannya pada akhirnya terjadi. Mendung yang menyelimuti kota selama berhari-hari akhirnya menjatuhkan hujan. Ia khwatir akan pakaian yang ia kenakan nanti basah kuyup, dan sepatu favoritnya harus absen besok hari.
Hari semakin gelap dan hujan tak memberikan tanda untuk reda, awan merata di angkasa, tidak ada alasan untuk hujan berhenti. Ia bingung dengan gusar di hatinya, pantangan terkena air hujan adalah hal yang serius, amanat tersebut telah ia jaga selama 18 tahun ia hidup. Menhindari hujan sudah seperti ritual bulanan di setiap akhir tahun baginya.
JANGAN SAMPAI AKU TERKENA HUJAN.
Sampai sekarang kisah tersebut sudah turun- temurun dan melewati berbagai generasi. Bahwa anak-anak tidak boleh hujan-hujanan dan bermain saat hujan. Pasalnya, nasib buruk bisa menimpa mereka seperti lelaki yang takut hujan. Anak-anak bisa saja hilang di bawah hujan lebat, menghilang secara gaib, dan ikut bersama lelaki yang takut hujan.
Karena telah larut malam ia memaksakan diri untuk melewati hujan. Berjalan perlahan di pinggir jalan di bawah pohon-pohon lebat. Semakin jauh ia berjalan, suara hujan semakin menjauh, tetapi air masih membasahi tubuhnya. Dia panik! Tanpa disadari bajunya telah lenyap. Ia meringkuk di bawah pohon dengan kekhawatiran, ketakutan, dan menangis. Menangisnya semakin kencang, diikuti suara hujan yang kembali dan ia pergi dengan air hujan yang mulai reda.