Orang-orang yang Beruntung

Arif Rizal
2 min readDec 26, 2023

--

Beberapa malam yang lalu, aku dengan sengaja nimbrung di space X milik temanku. Aku sedang tidak ada kerjaan dan cenderung istirahat karena sakit. Aku hanya menjadi pendengar dari tiga orang yang mengobrol. Topik saat itu adalah tentang jodoh. Topik yang menarik bagiku yang sedang jatuh hati, yang terkadang juga berfikir “sepertinya dia jodohku”. Kalimat yang sering kita dengar di kepala kita sendiri bukan?

Konsep jodoh aslinya selalu lekat dengan konsep agama, masuk dalam kategori takdir seseorang. Konsep takdir itu sudah angel dan nggak bisa diotak-otaik oleh kehendak manusia. Jadi dalam tulisan ini, biarkan aku menjadi agnostik terlebih dahulu.

Kembali ke obrolan space kemarin-kemarin malam tersebut. Konsep jodoh adalah suatu hal yang pasti dan terdefinisi. Bahwa jodoh adalah suratan ilahi, paska bercerai berarti itu bukan jodohnya, dan jodoh adalah perjuangan.

Saat itu, saat mendengar mereka berbicara aslinya aku ngedumel sendiri tentang konsep jodoh. Jadi seperti ini lah kiranya dumelanku itu.

Jodoh itu misteri. Tidak ada yang tau, siapa jodoh dengan siapa, bahkan dirimu sendiri. Konsep jodoh juga bentuk romantisasi dari pernikahan yang durasinya sampai akhir hayat. Jodoh adalah siapa yang paling lama bertahan.

Jodoh, kupikir tidak jauh-jauh dari konsep cinta. Jatuh hati. Seseorang merasakan kilatan dan berpikir “sepertinya dia jodohku” adalah hasil dari perasaan jatuh cinta. Entah cinta yang baru beberapa bulan atau bertahun-tahun. Ya bagaimana bisa seseorang merasa dia jodohnya kalau tidak ada perasaan gusar saat melihat matanya? membacai pesan-pesan singkatnya? atau sebatas mendengar suaranya lewat voice note yang hanya tiga(3) detik.

Jika kita simpelkan, jodoh adalah cinta yang (dianggap) bertahan lama, apalagi konsep jodoh akan semakin sah jika cinta itu disahkan oleh yang namanya pernikahan. Pernikahan yang seagama pula.

Jika ada seseorang yang memiliki hubungan sampai sehidup semati, ya syukurlah. Berarti mereka (berdua) bisa mempertahankan perasaan cinta itu tumbuh sampai akhir hayatnya. Siapa sih yang tidak mendambakan kehidupan semacam itu? Kalau ternyata di angka lima tahunan menjalin kasih tapi ternyata harus berhenti di tengah jalan, ya berarti sudah tidak cinta, atau dengan kata lain “sudah tidak berjodoh”.

Oh ya satu lagi, ada satu kalimat yang keinget terus “bagaimana ya mereka tau dan mengerti kalau dia adalah jodoh kita”. YA SIAPA SIH YANG DALAM KONDISI JATUH CINTA NGGAK BERFIKIR DAN BERSPEKULASI KALAU DIA JODOH KITA???

Jadi, nggak usah pusing perihal jodoh atau pasangan hidup, itu urusan tuhan. Kamu tinggal tentuin saja siapa yang mau kamu cintai, kalau dia mencintaimu juga, kamu termasuk orang-orang yang beruntung dan bersiaplah untuk saling mencinta. Berbahagialah kamu.

Jodoh tuh misteri, yang pasti adalah perasaanku.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Arif Rizal
Arif Rizal

No responses yet

Write a response