Pelangi yang pecah, dan ikan-ikan yang sabar

Arif Rizal
2 min readOct 18, 2023

--

© 2023 Arif Muhamad Rizal

Diriku hidup dalam gelembung mimpi yang masih bermimpi, berlapis kenangan buruk, terkena sinar matahari, memantulkan pelangi, kemudian pecah.

Ikan-ikan pengiring mayatku begitu sabar dengan beban hantu yang masih terbawa. Lelah mereka mengurainya satu persatu. Bahkan sampai tangis ibuku telah kering, ikan-ikan masih mengabarinya sesekali bahwa sang hantu abadi di tubuhku.

Dia hidup sebagai luka, dan genangan begitu sabar berdampingan dengannya.

MERAMBAT

mengapa api dengan cepat merayap melewati kering

sama cepatnya seperti air membasahi tandus,

malam ini,

kamu menangis, mengetahui

bahwa telaga itu telah penuh,

besok pagi kamu menyarap sesendok riang dan sesuap harapan

dan musim kemarau kembali datang

IKAN IKAN

iring-iringan dimulai dari hulu ke hilir

bersama para ikan yang bersedih pun tidak tampak, berkedip juga tidak

ketabahannya membawa tubuh yang mencoba ikhlas dengan hantu-hantu pagi hari

mengawal keabadian adalah tugas air, bahwa dirinya pernah bersama tubuh-tubuh penuh luka

BUNGA TIDUR

jangan tidur, kamu khawatir kegelapan menyelimuti matamu

jangan tidur, kamu takut ingatan menghantarkan kematian ke lehermu

tidak peduli seberapa remuk tubuhmu, asalakan masih bertahan

jangan tidur dengan keinginan-keinginanmu sewaktu terjaga

sebetul-betulnya apakah kamu ingin tertidur dan terjaga?

MANIS TEBU

serak suaramu berbisik ke telingamu

beratahanlah sedikit lagi, masih ada sedikit

truk tebu mengikat badannya dengan kuat, dia bisa kapan saja jika ingin

tebu-tebunya hambar

lidahnya merekam asam berupa pahit

bertahanlah sedikit

truk tebu disenggolnya, manisnya begitu bohong

RAHASIA

rombongan pakaian telah datang dengan pengiring paling gembira

melelahkan bukan memandangi layar ponselmu? selamaaaaa

terbangun dari mimpi yang gelap

tahayul yang nyata bahwa mimpi buruk memaksakan kehendak untuk terjadi

rahasia yang lantang bahwa kamu menolak untuk tidur

dan kisah yang nyata kamu menghendaki terlelap

HANTU-HANTU YANG RAMAI

mengapa mereka begitu ramai saat fajar datang

mereka terus bekerja merobohkan keragu-raguan

tak kenal waktu tak malu keramaian,

jalan-jalan lengang dengan hantu yang mondar-mandir, menyapa setiap kepala yang berapi dan terluka

kalau sudah waktunya, hantu turut serta memadamkan api di kepalanya dan hantu mengambil cuti untuk sementara waktu

KAMU BESOK DIMANDIKAN

mandilah yang rajin, sampai lelah, besok kamu

dimandikan

MAKANAN FAVORIT

udara malam ini hangat, cenderung panas,

nanti pagi mungkin akan terang

waktu yang tepat untuk ibumu

membasahi bajumu dan memasakan makanan favoritmu.

--

--

Arif Rizal
Arif Rizal

No responses yet